Monday, February 1, 2010

Kulit Bersih Terkait dengan Kondisi Emosi



KOMPAS.com | Minggu, 24 Januari | Setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami masalah dengan kulit dan sebagian besar dari kondisi tersebut disebabkan oleh stres dan pikiran. Tak heran kini telah berkembang ilmu psikodermatologi yang menyelidiki kaitan antara kulit dan pikiran.

"Selama beberapa dekade para dokter dari American Academy of Dermatology mengatakan bahwa stres bukanlah faktor dalam timbulnya jerawat. Padahal, sejak lama kita tahu kalau jerawat sering muncul saat kita sedang rindu kekasih," kata Ted Grossbart, PhD, profesor psikologi dari Harvard Medical School.

Kini, sejumlah ahli kulit mulai melihat masalah kulit secara holistis dan mencoba teknik penyembuhan psikologi melalui hipnosis, meditasi, serta konseling untuk menyembuhkan masalah-masalah kulit.

"Penelitian menunjukkan, 30-60 persen pasien yang berobat ke dokter untuk mengatasi masalah kulitnya memiliki masalah emosional. Masalah yang disebabkan oleh stres ini tidak hanya memicu gangguan kulit, tapi juga membuat obat-obatan medis jadi percuma," kata Grossbart yang telah menulis buku Skin Deep: A New Mind/Body Program for Healthy Skin.

Salah satu masalah kulit yang punya kaitan erat dengan kondisi emosi seseorang adalah psoriasis. Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada kulit yang disertai rasa nyeri. Psoriasis merupakan penyakit bertahan dan bisa muncul secara tiba-tiba, terutama bila penderita sedang merasakan tekanan emosi.

Kulit dan pikiran

Para ahli sejak lama mengetahui bahwa kulit sangat erat kaitannya dengan otak dan sistem saraf, yang salah satu tugasnya adalah mengatur stres. "Kulit dan otak punya banyak interkoneksi. Kulit memiliki banyak saraf dan jaringan yang berkaitan dengan sistem vaskular," kata Amy Wechsler, MD, dermatolog dan psikiatris.

Ia menambahkan, zat-zat kimia yang dihasilkan oleh otak untuk merespons stres akan berkelana hingga ke kulit. Ketidakseimbangan emosi yang disebabkan oleh stres akibat tuntutan pekerjaan, masalah asmara, hingga keuangan, bisa menyebabkan gangguan kimia yang disebut neuropeptides yang akan menimbulkan gangguan di kulit.

Hal itu bisa memicu peradangan, memperlebar pembuluh darah, atau meningkatkan produksi kelenjar minyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah di kulit.

"Jerawat, psoriasis, keriput, atau lingkaran hitam di sekitar mata akan bertambah buruk saat kita stres atau kurang tidur," kata Wechsler yang juga penulis buku The Mind-Beauty Connection ini.

Penelitian pada tahun 2007 terhadap para siswa menunjukkan, 23 persen responden mengaku sering timbul jerawat saat sedang musim ujian. Sementara itu, penelitian tahun 2002 yang dilakukan para peneliti dari Inggris menemukan, penyakit psoriasis pasien membaik setelah mereka mengikuti terapi cognitive-behavioral.

Metode relaksasi tubuh dan pikiran, seperti meditasi, yoga, dan taichi, diyakini akan mengurangi sirkulasi neuropeptides. "Mengelola emosi dan pikiran akan membuat kulit lebih toleran terhadap berbagai derita, seperti alergen, iritasi, atau kosmetik," kata Richard Fried, MD, PhD, ahli dermatologi dan direktur Acne and Rosacea Society.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...